A homepage subtitle here And an awesome description here!

Jumat, 05 Februari 2016

Empati yang membunuh

Apa itu Empati?

        Dari situs Wikipedia, yang saya kutip : "Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik") didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.[1] Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain."

         Juga : "Empati adalah kemampuan dengan berbagai definisi yang berbeda yang mencakup spektrum yang luas, berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong sesama, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain."

       Saya lupa tepat nya kapan, ketika itu saya browsing di internet tentang Ade Firza Paloh yang saya mengenal nya dari sebuah band bernama Sore. Pencarian di internet yang saya lakukan terhenti di salah satu tumblr yang memuat wawancara dengan Ade Paloh. pikiran saya tiba-tiba flashback ketika sampai urutan wawancara ini :

“…the beauty that always kills.” Jika selain keindahan, apa lagi yang mungkin bisa membunuh Ade Paloh?
Empati. Mondo dulu pernah ngomong sama gue beberapa tahun yang lalu, “De, empati lo itu bisa ngebunuh lo suatu hari.” Karena gue selalu merasakan kepedihan mata orang. Gue selalu menempatkan diri gue di posisi dia, menempatkan diri gue di mana pada saat dia sendiri dia merasakan kegetiran itu, kepedihan itu, dan gak bisa membaginya ke siapa-siapa. Dan itu selalu terjadi tiap hari di kehidupan gue. Waktu dulu gue kecil aja nih ya, sebelum tidur kalau gue ngeliat ada spidol yang sendirian, yang gak bersama temen-temennya, itu gue ngerasa kasian sama dia, sampai gue gabungin tuh dia supaya dia tenang sama temen-temennya. Itu barang loh, apalagi orang. Tapi itu lama kelamaan menjadi momok buat gue di mana gue terlalu banyak mikirin itu. Tapi juga itu semua kan indah. Kehidupan orang mau bagaimanapun juga bentuknya, mereka harus merasakan keindahan itu. Dan gue juga merasakan kepedihan mereka, itu gue anggap indah, tapi lama-lama itu ngebunuh gue. Karena siapa sih yang bisa nyimpen itu semua di hidupnya, man? Capek kan terus memfasilitasi semua perasaan, memfasilitasi semua keadaan. Dan itu gue simpan di hati dan memori gue, pecah lama-lama. Tapi mau gak mau, gue memang otomatis begitu jalan hidupnya.

         Saya pun merasakan perasaan empati yang sama dengan Ade Paloh. Ketika kecil dulu, ketika saya lihat ada mainan action figure saya yang bagian tubuh nya hilang, copot atau rusak saya pun merasakan rasa sakit. Saya merasakan kesepian ketika melihat ada 1 mainan saya yang tidak bergabung dengan jenis nya.

         Dan perasaan empati itu sama juga saya rasakan terhadap hewan dan manusia. Iya. Saya anggap itu indah. Bagaimana tidak? saya dapat merasakan perasaan empati itu.

Bersambung...

Minggu, 11 Oktober 2015

Obrolan dengan Farida

       Waktu itu hari kamis dan sudah malam. Kamar kost ku sedang berada pada suhu yang membuatku berkeringat. Ditambah si kecil penghisap darah yang aktif berterbangan. Melihatku mungkin adalah sebuah santapan yang lezat. Ku geser slide unlock pada tab ku. Ku buka BBM, ku mulai obrolan dengan Farida. Sesungguhnya obrolan ini memang sudah kurencanakan.

Saya    : Menurut kamu, kehidupan itu apa?

Farida  : Menurut aku kehidupan suatu takdir yang sudah ditentukan oleh ilahi dengan gambaran-gambaran hidup, namun dengan segala daya dan upaya manusia lah, gambaran itu dapat tergambar secara 3 dimensi, dalam arti tercapailah kehidupannya orang tersebut. Kalau menurut kamu apa?

Saya     : Deep :) Hidup itu.. Adalah permainan dan senda gurau

Farida   : Sedikit.. namun cukup mewakilkan secara keseluruhan

Saya     : Iya.. :) Itu kutipan Surat Al-An'am

Farida   : Oh, aku gak tahu.. hehe. Kamu hafal terjemahan Al'qur'an? Aku kira itu menurut kamu -_-

Saya    : Alhamdullilah, ada yang hafal.. Itu tadi diantaranya.. hehe

Farida : Alhamdullilah kalau begitu..

Saya    : Menurut aku hidup itu.. Penggabungan antara hati dan logika. Dalam arti, saat sebuah peristiwa dalam hidup tidak bisa diukur dengan logika (akal), manusia dapat menggunakan hatinya.. Bagaimana kalau cinta? menurut kamu apa?

Farida : Cukup bisa dimengerti.. Menurut aku cinta itu abstrak.. Menurut kamu?

Saya    : Maksudnya abstrak?

Farida  : Hanya bisa dirasakan. Bahkan pelaku nya pun terkadang tidak mengerti apa yang dirasakan..

Saya    : Menurut aku, cinta itu.. Sebuah unsur perasaan yang suci. Cinta pada Sang Illahi.. Cinta pada kedua orang tua.. Saudara.. Dan pasangan

Farida  : Memang sulit untuk didefinisikan, namun sifat cinta adalah abadi dan akal tetap kekal sampai kapanpun..
        Itu lah percakapan saya & Farida di BBM, tanpa ada yang di lebihkan atau di kurangi. Percakapan yang singkat, namun penuh makna.

        Intisari yang saya dapat dari percakapan dengan Farida adalah; cara seorang wanita memandang, memaknai kehidupan & cinta. Ya, memang begitu banyak ragam pola pikir manusia. Menambah wawasan saya pada kehidupan ini, memahami mengapa ada manusia yang berpola pikir demikian.


Kamis, 24 September 2015

Jati Diri

Terlalu berat bagiku, sungguh! yang seperti itu

Aku tidak dibentuk untuk hidup seperti itu
Pondasi ku memang tidak dibuat untuk itu

Kali ini aku tak dapat melawan! dan memang tak ingin melawan.

(Aldo D. Sofyan ; Matraman - Jakarta Timur, 07/01/2015)

Sepi

Terkadang sepi itu indah. Lebih indah daripada keramaian yang kosong.
Sepi yang dirasakan bersama dengan rindu, renungan, dan kenangan.
Serta harapan, do'a, dan usaha untuk esok hari yang lebih baik.

Mama #1

Mama, aku ingin melankolis malam ini

Air mata ku berjejalan ingin menetes dari kedua mata ku, kala ku melihat selembar foto rupa wajahmu.
Perasaanku begitu bercampur aduk
Wajah yang terukir senyum tipis. berhias guratan-guratan kerutan pertanda getirnya perjuangan hidup. berbingkai jilbab.

Mama, aku ingin melankolis malam ini.

(jakarta, 02/04/2015)

Amor momento en Bogor

Dan kau memutuskan untuk tidak lagi bersama
Tanpa memberiku waktu untuk membuat perjalanan menjadi lebih bahagia

Walau hanya sekedar berwisata, menyusuri daerah mana pun yang kau suka

Tanpa memberiku waktu untuk membuat perjalanan menjadi lebih bahagia
Tinggalah kisah, yang mungkin akan kau kenang atau kau lupa

Luces de la calle Ciudad Jakarta

Aku berjalan diantara gemerlap lampu jalan kota Jakarta
Di antara gedung-gedung tinggi
Suara kendaraan yang samar-samar meraung

Bagian memori otak ku mengkilas balik
Ada perasaan hangat menjalar diseluruh badan ku
Aku merasakan sepi yang wajar
Aku teringat semua kesalahan ku yang kusengaja maupun yang tidak
Aku teringat semua hal yang ingin ku lakukan

Aldo Dheo Sofyan. Diberdayakan oleh Blogger.

About

About Me

Foto saya
Bogor, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Keep in touch or offer cooperation? kindly, send me E-Mail: aldo.dheo@gmail.com Thank you and warm regards.

Pengikut

Search This Blog

Pages

Popular Posts